Minggu, 22 Mei 2016

AKUNTANSI MANAJERIAL



“Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas”
Disusun untuk mata kuliah Akuntansi Manajemen
Semester 4 Prodi  S1 Akuntansi




 
                                       
Dosen Pembimbing
Hidayatul Khusnah, S.E., M.Sc

Disusun oleh :
Kelompok 1
M. Irfan Syauqi      (5230014006)
Siti Rodiyah             (5230014008)
M. Haryanto           (5230014013)



              FAKULTAS   EKONOMI  & BISNIS                                                       
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA SURABAYA                                
2015/2016


 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.
Setiap aktivitas perusahaan  melibatkan kegiatan ekonomi,  maka konsekuensi adalah harus mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang minimum. Prinsip ekonomi tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam lingkungan perusahaan. Terlebih perusahaan manufaktur yang memiliki banyak penggunaan biaya dalam kegiatan operasionalnya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,  biaya overhead pabrik, dan lain-lain.
Oleh karena itu, kami akan menguraikan makalah yang akan membahas mengenai Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas. Semua biaya perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga katagori yaitu biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokok penjualan), biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Pengaturan ini cocok untuk pelaporan eksternal bahkan pelaporan tersebut diwajibkan. Akan tetapi, pengelompokan data berdasarkan fungsional tidak membantu dalam penyusunan anggaran, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas konsep dasar perilaku biaya aktivitas.

1.2  Rumusan Masalah
        Apa saja dasar-dasar perilaku biaya?
2.       Bagaimana hubungan aktivitas, penggunaann sumber daya, dan perilaku biaya?
3.      Bagaimana metode untuk memisahkan biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variabel?
4.      Bagaimana keandalan rumus biaya?
5.      Apa peranan regresi berganda pada perilaku biya?
6.      Bagaimana penggunaan pertimbangan manajerial dalam penentuan perilaku biaya?

1.3  Tujuan

1.      Mendefinisikan  perilaku biaya tetap, variabel, dan campuran
2.      Menjelaskan hubungan aktivitas, penggunaann sumber daya, dan perilaku biaya
3.      Menjelaskan metode untuk memisahkan biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variabel
4.      Mengevaluasi keandalan rumus biaya
5.      Menjelaskan peranan regresi berganda pada perilaku biya
6.      Menguraikan penggunaan pertimbangan manajerial dalam penentuan perilaku biaya



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar- Dasar  Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Biaya- biaya  bereaksi pada perubahan keluaran dengan berbagai cara.
1.      Biaya Tetap
Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut biaya tetap. Lebih formalnya, biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah rentang keluaran di mana asumsi hubungan biaya/keluaran berlaku. Contoh: biaya listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung. Selain itu, biaya tetap merupakan  biaya yang jumlah totalnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas dalam kisaran relevan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa :
*      Jumlah biaya tetap total tidak berubah dalam kisaran relevan tertentu meski tingkat  aktivitas berubah.
*      Biaya tetap per unit berubah dengan berubahnya tingkat aktivitas.
2.      Biaya Variabel  
Sementara biaya tetap tidak berubah saat terjadi perubahan keluaran, biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan keluaran. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional atau sebanding dengan perubahan keluaran. Jadi, biaya variabel naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun, Contoh : biaya bahan baku. Biaya variabel juga dapat dinyatakan dengan persamaan linier yaitu:
Jumlah biaya variabel = Biaya variabel per unit x Jumlah unit
3.      Biaya Semi Variabel  
Biaya campuaran adalah baiayyang memilik komponen tetap dan variabel. Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing. Persamaan linier untuk biaya campuaran yaitu:
Jumlah biaya = Biaya tetap + Jumlah biaya variabel
4.      Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku
Dalam menilai perilaku biaya, pertama batasan waktu harus dipertimbangkan . kemudian, sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktivitas harus diidentifikasi. Terakhir, masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktivitas ditentukan.
1)      Batasan Waktu
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel bergantung pada batasan waktu. Akan tetapi, batasan ini bersifat subjektif tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang semua biaya adalah biaya variabel. Dalam jangka pendek paling tidak satu biaya tetap. Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang memandang sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan keluaran. Tetapi ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang membuat pihak manajemen tidak bisa seenaknya memberhentikan karyawan.
2)      Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan.  Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga kerja, dan modal. Masukan- masukan ini digabungkan untuk memproduksi suatu keluaran. Sebagai contoh, jika aktivitas yang dilakukan adalah memindahkan bahan baku, masukan- masukan yang digunakan dapat meliputi kotak kayu (bahan baku), bahan bakar (energi), operator pengangkat barang (tenaga kerja), dan kendraan pengangkat barang (modal). Keluaran dari aktivitas ini adalah bahan baku yang dipindahkan. Salah satu bentuk untuk mengukur keluaran adalah frekuensi yang dilakukan aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya.
Istilah lain untuk pengukuran keluaran adalah penggerak. Untuk dapat memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait, yang  berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas. Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi:
*      Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku
*      Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor lain selain unit berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin
2.2 Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Biaya- biaya jangka pendek kerap tidak cukup memadai untuk menggambarkan seluruh biaya yang dibutuhkan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, medistribusikan, dan mendukung suatu produk. Perilaku jangka panjang dan jangka pendek berhubungan dengan aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya. Kapasitas adalah kemampuan actual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Berapa banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Tingkat yang efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis (practical capacity). Kadang-kadang terjadi kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui kelebihan kapasitas yang mempengaruhi perilaku biaya penting untuk mengetahui sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat.
1.      Sumber daya fleksibel
yaitu sumber daya yang dipasok saat digunakan atau dibutuhkan. Oleh karena itu biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variable. Contoh : biaya bahan baku
2.   Sumber daya terikat
yaitu sumber daya yang harus ada sebelum dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya terikat merupakan biaya tetap. Contoh : gedung. Dalam jangka yang lebih pendek dikenal dengan biaya diskresi, biaya ini terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek. Contoh : biaya iklan.
3.      Perilaku Biaya Bertahap
Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang dikenal dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap menunjukkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut, sedangkan penilaian rentang juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan rentang yang lebar merupakan biaya tetap.

4.      Implikasi- Implikasi untuk Pengendalain dan Pengambilan Keputusan
Sistem pengendalian operasional mendorong para manajer untuk lebih memperhatiakn pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran sumber daya. Sebagai contoh, sistem pengendalian opersional yang didesain dengna baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadi dari keputusan tentang bauran produk baru. Penambahan produk baru yang diselaraskan dengan keinginan pelanggan dapat meningkatakan kebutuhan atas berbagai aktvitas overhead. Jika kapisitas aktivitas tidak cukup, maka pengeluaran sumber daya harus naik. Sama halnya jika pengelolaan aktivitas menimbulkan kelebihan kapasitas, para manajer harus mempertimbangkan apa yang akan dilakukan dengan kelebihan kapasitas tersebut secara hati – hati.

2.3  Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap & Variabel
Biaya campuran mengandung unsur biaya variabel sekaligus biaya tetap. Agar analisis dan estimasi biaya lebih baik, maka biaya campuran ini harus dipisahkan kedalam biaya variabel dan biaya tetap. Apabila unsur biaya variabel dan biaya tetap yang ada dalam biaya campuran tidak dipisahkan, maka pengategorian perilaku biaya tidak dapat dilakukan dengan tepat. Padahal pengategorian perilaku biaya yang tepat diperlukan untuk proses manajerial yang baik.
Ada tiga pendekatan yang lazim digunakan dalam memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam biaya campuran. Ketiga metode tersebut adalah metode tinggi rendah, metode scatterplot, metode kuadrat kecil. Setiap metode menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Oleh karena itu, konsep linieritas perlu ditinjau kembali sebelum metode – metode tersebut dibahas secara lebih mendalam.


Asumsi Linieritas
Definisi biaya variabel mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas terkait. Persamaan asumsi linieritas adalah:
Jumlah Biaya Variabel = Biaya Setiap Potongan Barang x Jumlah Unit yang diproduksi






 Ahli ekonomi biasanya beragumen bahwa biaya variabel meningkat dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu, dan biaya tersebut naik dengan laju yang meningkat mulai dari titik itu.

1.    Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah. Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output
Biaya variabel per unit =   (biaya tinggi – biaya rendah)
(output tinggi – output  rendah)
Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
2.    Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis terbaik.

3.    Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif.  Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik disbanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.
Penggunaan Program Regresi
    Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk menghitung koefisien regresi adalah memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel fungsi regresi terdapat dalam menu “tools”, kemudian pilih “add in” dan tambahkan “data analysis” klik dan pilih “regression”. Ketika layar regression muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat dan bebas. Terakhir beri perintah pada computer di mana meletakkan output.
2.4 Keandalan Rumus Biaya
Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.
1.      R Kuadrat – Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin bak garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya berkisar antara 0-1. Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.


2.      Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua variabelnya bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak, jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilakan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien yang mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya korelasi.
2.5.           Regresi Berganda
Jika terdapat dua atau lebih variabel bebas, metode tinggi- rendah dan scatterplot tidak dapat digunakan. Untungnya, perluasan metode kuadrat terkecil dapat dilakukan secara langsung. kuadrat terkecil yang digunakan untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas disebut Regresi berganda (multiple regresssion).

2.6 Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan. Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana beberapa manajer menentukan biaya aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel tanpa menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Daya tarik dari metode ini terletak pada kesederhanaannya. Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh, suatu pabrik dapat memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam satu akun dan biaya kertas dan tinta ke akun lainnya. Dengan demikian, akan mudah untuk mengelompokkan akun pembayaran sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dan memperlakukan biaya variabel secara terpisah. Kemudian, komponen variabel dapat dihitung dengan menggunakan satu atau lebih data biaya/ volume. Hal ini memiliki keunggulan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi rentan terhadap jenis kesalahan, yaitu manajemen mungkin saja salah dalam penilaiannya.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.
Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik. Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potens kesalahan, dan pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan terkait merupakan hal yang penting.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai komponen tetap dan variabel. Model penggunaan sumber daya meningkatkan pemahaman tentang perilaku biaya. Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan dikatagorikan sebagai beban terikat, sedangkan sumber daya yang diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan disebut sumber daya fleksibel. Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya campuran yaitu Metode tinggi rendah, Metode Scatterplot, dan Metode Kuadrat Terkecil.


DAFTAR PUSTAKA

Don R., Hansen dan M. Mowen , Maryanne. 2015. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Selemba Empat.